Sunday 23 October 2011

A Father’s Gift



A Father’s Gift

A young man will soon be graduating; soon he will achieve his bachelor’s degree, the commencement of his hard work, years spent on his education. A few months ago, he passed through a showroom, and there he falls in love with a sports car - the latest release from Ford. For several months, he had always imagined driving it, thinking that when he graduates his father would buy him the car. He was sure, because he's an only child and his father is very dear to him, so he really believes he'll definitely be getting that car for him.  In fact he even told this dream to his friends. The time arrived, that afternoon after graduation; he immediately came to his father.

The father smiled, and with tears in his eyes he expressed how touched, how proud, and how much he loves his son. Then he took out a parcel instead of a key! With a broken heart, the young man received the gift, and was very disappointed while opening it. And behind the wrapping paper, he found a Bible that is covered by genuine leather; the leather was beautifully etched with the son’s name in gold ink.

The young man became angry, raised his voice and shouted, "Daaaad!!! ... Dad I thought you love me, with all that money of yours, you just bought me this Bible?"

Then he slammed the Bible and left his father. His father could not say anything, he was crushed, and he stood still and was watched by thousands of pairs of eyes present at that time.

Year after year passed, the young man became successful. Capitalizing on his brilliant brain, he managed to become rich. He has large and luxurious houses, and surrounded by a beautiful wife and smart kids.

Meanwhile, his father is getting old and was living alone. Ever since that graduation day, his son left him and never contacted him. He hopes one day to meet his son, to convince him how much he loves him. The young man sometimes misses his father and wanted to meet him, but considering what happened on the day of his graduation, he became bitter and very vengeful.

Until one day, a telegram arrived from the prosecutor's office informing the son that his father had passed away, bequeathing all his property to his only child. The district attorney asked the son to meet him in the father’s house and to turn over the assets. As he stepped into the house, his heart suddenly became very sad, remembering all the memories he had when he lived there. He felt very sorry for being bad towards his father. With the shadows of the past inside his mind, he opened his father’s safe. There he found the Bible, still wrapped in the same paper, untouched.

With tears welling in his eyes, he picked up the Bible, opened it and began flipping through the pages. In it, his father has scribbled a note.

Matthew 7:11.
"
So if you sinful people know how to give good gifts to your children, how much more will your heavenly Father give good gifts to those who ask Him."

He finished reading it then something fell from the back of the Bible. He picked it up, a car key! On the key chain was the car dealer's name printed! He turn on the Bible's last page, and found a vehicle registration with his name printed on it. And a car purchase receipt, the date just a day before his graduation.

He ran toward the garage, and there he found a car that was covered with dust for years, even though the car was very dirty because it was not touched for years, he still knows clearly that car, the sports car which he had longed for years ago. With a rush he removed the dust on the car windows and peered inside. The inside was new, still wrapped in plastic, car and above the dashboard is a photograph, a picture of his father, smiling proudly. Suddenly he became limp, managed to sit down beside the car with unstoppable tears flowing… A sense of remorse overcame him, remorse that can not be repaired


HOW MANY TIMES DO WE MISS GOD'S BLESSINGS BECAUSE WE CAN'T SEE PAST THROUGH OUR OWN DESIRES?

Thursday 28 July 2011

Surat cinta seorang pembantu kepada pacar bulenya


From blackberry broadcast...just for fun aja..

Mbak Sum, bermaksud mutusin pacar bulenya yang bernama Robby, akan tetapi dia sudah tidak ingin bertatap muka dengan si Robby lagi. Sehingga dengan pengetahuan yang pas-pas an dan modal sebuah kamus bahasa inggris ...dia pun menulis surat sebagai berikut....

hi Robby, together this letter i give know you (hi robby, bersama surat ini aku memberitahumu)
i want cut connection us (saya ingin memutuskan hubungan kita)
i think very cook cook all (saya pikirkan masak masak semuanya)
correctly i have see you play fire with a woman entertainment at town with my eyes head alone
(sebenarnya saya telah melihat kamu bermain api dengan wanita penghibur di kota dengan mata kepala sendiri)
you always say sorry back back river ( kau selalu meminta maaf berulang kali)
river that i forgive you, but this river you correct correct hurt my liver ( kali itu aku memaafkanmu, tapi kali ini kamu benar-benar menyakiti hatiku)
your eyes drop tears crocodile (matamu mencucurkan air mata buaya)
you correct correct a man crocodile land (kamu benar-benar laki-laki buaya darat)
i not want sick my liver for 2 river (saya tidak mau sakit hati untuk kedua kalinya)
safe walk Robby (selamat jalan Robby)
from your fruit liver (dari buah hatimu)
Sumiati lion on the table (Sumiati Singodimejo)



Hahahaha.......

Wednesday 22 June 2011

Doa Seorang Murid tentang Gurunya

dikutib dari sebuah surat mahasiswa kepada dosennya

TETAPI...
Kirimkan padaku seorang guru yang baik seperti YESUS;
tidak perlu jenius, namun ia peduli padaku,
tidak perlu cantik parasnya, namun menarik pribadinya,
tidak usah hebat dan terkenal, namun hidupnya memperkenalkan YESUS dalam setiap pengajaran hidupnya.

AGAR...
Ketika aku tidak mampu, aku tidak perlu malu datang padanya,
ketika aku putus asa, ia memberikan aku pengharapan,
ketika aku malas, ia menunjukkan padaku keindahan pelajaran tersebut,
ketika aku merasa pelajajaran itu tidak penting, ia menunjukkan relevansinya dengan hidupku,
dan ketika aku sudah keluar dari kelas, aku tetap mengingat semua pelajarannya dalam setiap perbuatanku.

Hanya ini doaku padaMu, TUHAN, berikanlah seorang guru sepertiMU, YESUS.
AMIEN...

Saturday 5 March 2011

A Touching Donation . . .

Ini adalah Kisah Nyata yang terjadi pada tahun 2008 . . .


hal yang sudah dilupakan bangsa kita…
tangan yg di atas lebih baik dari pada tangan yg di bawah…
hasil keringat sendiri lebih bermakna…
Kasih adalah tindakan, bukan cuma diucapkan
Ia berjalan di depan meja ‘donation’, kami berpikir: ‘dia akan lewat…'
“Saya ingin menyumbang!”
Ia menuang koin dari mangkuknya.
Para petugas mengulurkan tangan ingin membantu,
tapi dia ingin melakukannya dengan tangannya sendiri.

Kami semua tak bisa berkata-kata,
ia memberikan semua yang diperolehnya
kepada Lembaga Amal dengan usahanya sendiri.
“Saya masih punya uang.”
Ia berkata dengan antusias sambil merogoh saku celananya.
Ia mengambil beberapa lembar uang 10 dollar
dan … menyumbang!
Orang Bijak Mengatakan, “ Sesungguhnya jika kita berbuat kebaikan,
Kita BUKAN hanya sedang membantu orang atau mahkluk lain,
Namun sesungguhnya kita sedang membantu diri kita sendiri agar menjadi lebih bahagia.
Temukan kebahagiaan dengan memberi “
NB: 
Ketulusan Hati sanggup mendinginkan Seluruh Lahar yang dikandung oleh sebuah Gunung Berapi yang terdahsyat sekalipun.

Kebaikan Hati tidak dibatasi oleh jumlah kekayaan kita, kekurangan fisik yang kita derita, jauhnya jarak, kedekatan kita dengan orang lain ataupun keterbatasan waktu yang kita miliki.
Sebarkanlah Kedamaian dan Kasih di atas Bumi ini dimulai dari dirimu sendiri, maka orang lain pun akan menyebarkan kasih yang engkau berikan padanya.

Kisah Uang Kertas Seribu dan Seratus Ribu

Konon, uang seribu dan seratus ribu memiliki asal-usul yang sama tapi mengalami nasib yang berbeda. 
Keduanya sama-sama dicetak di PERURI dengan bahan dan alat-alat yang oke. 

Pertama kali keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu sama-sama bagus, berkilau, bersih, harum dan menarik.
Namun tiga bulan setelah keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu bertemu kembali di dompet seseorang dalam kondisi yang berbeda.

Uang seratus ribu berkata pada uang seribu :
 "Ya, ampuunnnn. ... darimana saja kamu, kawan? Baru tiga bulan kita berpisah, koq kamu udah lusuh banget? Kumal, kotor, lecet dan... bau!
Padahal waktu kita sama-sama keluar dari PERURI, kita sama-sama keren kan... Ada apa denganmu?"

Uang seribu menatap uang seratus ribu yang masih keren dengan perasaan nelangsa. Sambil mengenang perjalanannya, uang seribu berkata :
 "Ya, beginilah nasibku , kawan. Sejak kita keluar dari PERURI, hanya tiga hari saya berada di dompet yang bersih dan bagus. Hari berikutnya saya sudah pindah ke dompet tukang sayur yang kumal. Dari dompet tukang sayur, saya beralih ke kantong plastik tukang ayam. Plastiknya basah, penuh dengan darah dan taik ayam. Besoknya lagi, aku dilempar ke plastik seorang pengamen, dari pengamen sebentar aku nyaman di laci tukang warteg. Dari
laci tukang warteg saya berpindah ke kantong tukang nasi uduk, dari sana saya hijrah ke 'baluang' (pren : tau kan baluang.?) Inang-inang.


Begitulah perjalananku dari hari ke hari. Itu makanya saya bau, kumal, lusuh, karena sering dilipat-lipat, digulung-gulung, diremas-remas. .."

Uang seratus ribu mendengarkan dengan prihatin.:
 "Wah, sedih sekali perjalananmu, kawan! Berbeda sekali dengan
pengalamanku. Kalau aku ya, sejak kita keluar dari PERURI itu, aku
disimpan di dompet kulit yang bagus dan harum. Setelah itu aku pindah ke dompet seorang wanita cantik. Hmmm. dompetnya harum sekali. Setelah dari sana, aku lalu berpindah-pindah, kadang-kadang aku ada di hotel berbintang 5, masuk ke restoran mewah, ke showroom mobil mewah, di tempat arisan Ibu-ibu pejabat, dan di tas selebritis.
Pokoknya aku selalu berada di tempat yang bagus. Jarang deh aku di tempat yang kamu ceritakan itu. Dan.. aku jarang lho ketemu sama teman-temanmu. "

Uang seribu terdiam sejenak. Dia menarik nafas lega, katanya :
"Ya. Nasib kita memang berbeda. Kamu selalu berada di tempat yang nyaman.
Tapi ada satu hal yang selalu membuat saya senang dan bangga daripada kamu!"
"Apa itu?" uang seratus ribu penasaran.
"Aku sering bertemu teman-temanku di kantong-kantong kolekte di gereja dan di kotak-kotak amal di berbagai tempat-tempat ibadah. Hampir setiap minggu aku mampir di tempat-tempat itu. Jarang banget tuh aku melihat kamu disana..."







NB: Bukan penampilan luar yang kita nilai tetapi nilailah dari peran apa yang mereka lakoni setiap harinya. Jadikanlah hidup kita lebih berarti tanpa harus meratapi nasib buruk kita karena TUHAN memelihara hidup kita.

Tuesday 1 March 2011

A True Story About Friendship between A Gay Man and A Straight Guy . . .

Kisah ini adalah nyata dan pernah dimuat di Harian Kompas.
Nama-nama yang digunakan dalam cerita ini bukan nama yang sebenarnya.
--------------------------------






Aku tidak pernah berpikir kalau hidupku masih bisa bernafas setelah kecelakaan tabrakan mobil yang membuatku koma selama 1 bulan lamanya. Istriku Angel berkata padaku, bahwa Tuhan masih sangat mencintaiku sehingga ia memberikan aku satu kehidupan baru dalam hidupku. Selama proses pemulihan aku hanya bisa duduk terbaring di kursi roda untuk melakukan aktifitas, sebagai anak tunggal satu-satunya dalam keluargaku, ayah dan ibu sangat mencintaiku.

Hidupku terlahir dengan kekayaan berlimpah, istriku cantik dan sejak kecil aku terbiasa dimanjakan sebagai anak orang kaya. Aku bersekolah di Australia saat lulus dari SMA dari Jakarta, menjadi orang kaya tidak membuatku dapat memiliki sahabat karena sifatku yang pendiam terlebih kata ibu sejak kecil aku mempunyai jantung yang lemah. Tidak heran mereka selalu mencemaskan keadaanku yang tidak pernah aku pikirkan, lucunya aku baru tau jantungku membusuk saat kecelakaan itu terjadi.

Aku duduk di teras rumahku yang menghadap ke laut Jawa dan memilih tempat itu sebagai masa penyembuhan dan rehabitasiku. Istriku sedang membuatkan aku segelas susu dan aku tanpa sengaja melihat sebuah buku novel tergeletak di meja teras, mungkin saja istriku baru membacanya dan menaruhnya disana. Aku membuka lembaran itu dan terselip sebuah foto antara aku, istri dan seorang sahabat yang telah lupa dalam ingatanku bernama Fernando.

Bukankah ini foto saat kami berada di Australia, Fernando berkerja sebagai pelayan kafe dan saat itu aku, istriku dan dia berfoto bersama saat berdiskusi. Istriku datang dan menghampiriku sembari meletakkan segelas susu di meja.

“ Mengapa foto ini ada disini sayang?” tanyaku
Istriku terkejut, mungkin karena ia takut gambar itu membuat aku teringat masa lalu.
“ Maaf aku tidak sengaja menemukan novel itu dari kiriman pos seseorang dan ketika membukanya terdapat foto kita semasa kuliah.”
Aku terdiam, istriku langsung seperti salah tingkah.
“ Ngomong-ngomong sekarang dimana Fernando, bukannya terakhir kita masih melihatnya saat bulan madu di Perth?”

Istriku terdiam, suara telepon tiba-tiba berdering dan dia langsung meminta izin untuk mengangkat. Aku hanya bisa mengenang foto kenangan itu, Fernando adalah sahabat pertama yang menjadi temanku saat aku nyaris mati karena kedinginan terserang hujan deras, ia bukan laki-laki beruntung seperti hidupku. Bahkan untuk menyambung hidupnya ia harus bekerja sebagai pelayan restoran, aku berterima kasih padanya karena berkatnya aku masih bisa hidup sampai detik ini.

Berkatnya juga aku bisa mengenal istri yang kucintai saat ini, persahabatan kami baik-baik saja hingga sebuah tragedi terjadi dalam hidup kami. Suatu ketika semua orang mempergunjing aku di kampus dan mengatakan aku seorang gay karena terlalu dekat dengan Fernando. Terang saja aku marah, kami normal dan dekat karena dialah satu-satunya sahabatku di Australia dan aku bahkan rela menghajar orang-orang yag menjelek-jelekkan sahabatku itu. Tapi pertanyaan itu terus menghantuiku, sebagian dari sahabatku memang pernah berbisik kalau sahabatku itu gay tapi Angel tidak pernah mengatakan begitu walaupun mereka sudah mengenal sebelum hadirnya aku.

Tapi hidup memang pahit, di mataku sendiri Fernando berciuman dengan sesama pasangan gay-nya. Aku hancur dan malu memiliki sahabat seperti dia, ada yang aneh ketika melihatnya berbuat demikian. Sidney memang kota bebas bagi gay, tapi tidak buat aku. Aku melupakan semua kebaikan yang pernah dia berikan padaku, jijik rasanya aku melihat monster itu hidup bersamaku selama ini. Aku tau Fernando melihatku memergokinnya saat itu, ia panik dan meminta maaf karena selama ini tidak jujur dengan statusnya, hal terakhir yang kudengar dari mulutnya adalah

“ Aku mungkin gay, tapi aku bukanlah monster yang ada disampingmu selama ini. Bagiku siapapun boleh menganggap aku manusia hina tapi janganlah kau sahabatku, karena kaulah satu-satunya sahabat dalam hidupku yang yatim piatu tanpa siapapun”

Aku tidak tergoda oleh kalimat itu walau terasa menyedihkan, kutinggalkan Sidney saat itu juga dengan membawa Angel pindah ke Perth. Aku tau Angel ingin menyarankan aku untuk menerima kenyataan tapi hatiku membeku dan tidak sudi memiliki sahabat gay dan menjijikkan seperti dia. Sejak saat itu aku tidak pernah melihatnya seperti yang aku katakan sebelumnya kami kembali bertemu saat aku sedang berbulan madu bersama istriku tepatnya 3 tahun setelah kami berpacaran di sebuah restoran mewah ketika Fernando mulai menjadi koki di restoran itu.

Aku sadar ini saat terakhir aku berjumpa dengannya, karena aku akan kembali ke Jakarta. Saran istriku padaku untuk setidaknya mengucapkan kata perpisahan dengannya aku turuti, aku pun mengundangnya minum kopi bersama sebagai sahabat lama walaupun di hatiku tidak pernah mau memaafkan statusnya sebagai gay. Kami bicara seadanya tentang hidup kami , dia mengucapkan selamat atas pernikahan kami. Dan kami pun berpisah, ketika pulang aku tidak mengingat semuanya selain sebuah mobil menabrakku dan aku pun koma hingga tidak sempat mengingat Fernando.

Istriku kembali, dengan wajah sedikit senduh dia duduk di sampingku.

“ Sayang, sebenarnya apa yang kamu pikirkan tentang foto itu”
“ Tidak ada selain pertanyaan ke mana Fernando saat ini?”

Istriku menunduk sambil berkata “ Dia ada disini..”. Aku menjadi bingung,
“ Maksudmu apa?”
“ Fernando tidak akan pernah ada di dunia ini lagi, tapi dia akan selalu ada di sini, tepatnya di jantung yang kamu miliki saat ini.”


“ Aku tidak mengerti maksudmu?!”

Istriku menangis sambil bercerita, di saat-saat terakhir usai kecelakaan terjadi.
Orang yang membawaku ke rumah sakit adalah Fernando, Dokter mengatakan bahwa jantungku sudah tidak berfungsi.

Aku hanya memiliki waktu sedikit untuk tetap hidup dan dokter menyarankan Fernando mencari donor jantung.
Istriku Angel begitu terkejut dengan berita kecelakaan itu, ia menangis di samping Fernando. Tidak mungkin mencari jantung yang tepat dalam waktu saat kondisi kritis seperti ini.

” Fernando, sebentar lagi Anthony akan menjadi seorang ayah, aku tidak lagi sanggup hidup bila bayi dalam kandunganku ini tidak memiliki ayah..” ujar Angel.

Fernando tersenyum dan berkata

“ Percayalah kalau Anthony (namaku) akan tetap hidup di samping kamu untuk selamanya”

Itulah kata-kata terakhir dari istriku, Fernando mendekat pada dokter dan berkata ia mau mendonorkan jantungnya padaku. Dokter terang saja menolak keinginan Fernado karena tidak ada hukum yang mengizinkan orang sehat untuk berbuat demikian. Fernando tidak putus asa, baginya hidupnya yang sebatang kara tidak akan memiliki masa depan terlebih tak akan ada seorang pun yang peduli padanya. Ia dengar kalau hanya orang yang sekarat boleh mendonorkan dirinya, sahabatku melakukan tindakan bodoh.


Sesaat sebelum kematiannya ia menelepon Dokter dan mengatakan bahwa seseorang donor yang bersedia menyumbangkan jantungnya. Dokter bertanya siapa orang itu, dengan tersenyum dibalik telepon Fernando berkata “ Saya menunggu anda di belakang rumah sakit, jantung ini hanya bisa bertahan selama beberapa saat, saya mohon dokter kemarilah dalam waktu 10 menit.” Dengan berani Fernando menabrakkan dirinya pada sebuah truk yang lewat, dia mengorbankan dirinya untuk menjadi donor dalam keadan sekarat.

Angel menerima kabar itu usai operasiku berjalan lancar saat itu ia hendak bertanya sosok donor yang menyumbangkan jantungnya dan berpikir untuk mengucapkan terima kasih pada keluarga, dokter mengatakan sang donor adalah Fernando. Angel tidak mungkin mengatakan kejadian itu padaku, ia hanya ingin menunggu saat yang tepat dan saat inilah aku tau. Aku hanya bisa menangis di atas makam sahabatku. Entah bertapa bodohnya aku tidak pernah mengerti arti sahabat dalam kehidupanku. Kalau saja saat itu aku memaafkan apa yang terjadi mungkin tidak akan ada penyesalan dalam hidupku.

“ Dia sahabat yang tidak hanya menolong hidupku satu kali tapi dua kali, bukanlah dia yang seharusnya meminta maaf tapi akulah yang meminta maaf tidak pernah mengerti bertapa dia adalah sahabat sejati dalam hidupku, aku terlalu egois mengatakan bahwa dia gay dan dia adalah petaka dalam hidupku. Mungkin kata dia terakhir padaku tidak akan pernah terlupa dalam ingatanku, ia memang gay tapi ia bukanlah monster yang akan mencintai sahabatnya sendiri.”

Aku tidak akan pernah melupakan hal ini, walaupun hidupku berjalan dengan waktu, semoga kisahku tidak membuat kalian menjadi seperti aku. Ingatlah sahabat itu hadir dalam hidup kita tanpa pernah kita sadari bahwa sejatinya tidak ada yang sempurna dalam hidup ini. anakku terlahir beberapa bulan kemudian dan untuk mengenang sahabatku, keberikan nama Fernando padanya.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Gay, lesbi , pria buta, wanita bisu mereka adalah manusia yang memiliki hati untuk mencintai dan kasih dalam persahabatan. Setidaknya kita menyadari saat ini sebelum terlambat.